Senin, 18 Juni 2018

TUGAS 6: SUBJEK PENELITIAN, PROSEDUR, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


TUGAS 6
(Rabu, 18 April 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
No. Hp.          : 082340493210
SUBJEK PENELITIAN, PROSEDUR, DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
A.      Subjek Penelitian
1.         Pengertian subyek penelitian
Subjek penelitian menurut Amirin (1986) merupakan seseorang atau sesuatu mengenai yang mengenainya ingin diperoleh keterangan.  Menurut Suharsimi Arikonto (1989) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data tentang variabel yang penelitian akan amati.  Kesimpulan dari kedua penngertian diatas Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organismeyang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian.
Pada penelitian kualitatif, responden atu subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti baerkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya. atau dapat pula disebut sebagai subjek penelitian atau responden (kuantitatif).
2.         Penentuan subjek penelitian
Dalam penelitian kualitatif, pemilihan subjek penelitian dapat menggunakan criterion-based selection (Muhajir, 1993), yang didasarkan pada asumsibahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang diajukan. Selain itu dalam penentuan informan, dapat digunakan model snow ball sampling. Metode ini digunakan untuk memperluas subjek penelitian. Hal lain yang harus diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif, kuantitas subjek bukanlah hal utama sehingga pemilihan informan lebih didasari pada kualitas informasi yang terkait dengan tema penelitian yang diajukan.
Berbeda dengan penelitian kuantitaif  pada kegiatan pengumpulan data mutlak dilakukan terlebih dahulu dibandingkan kegiatan analisis data, sedangkan dalam desain kuantitatif, kedua kegiatan ini bisa saling mengisidan sejalan, meski juga dapat dilakukan secara terpisah. Dalam penelitian kuantitatif , penentuan memang sudah sejak awal dilakukan sejak awal, yaitu saat peneliti mulai membuat rancangan penelitian (proposal penelitian). Dalam proses dilapangan, untuk menentukan siapa yang akan dikenai perlakuan (treatment), akan digunakan teknik sampling yang sesuai dengan kondisi subjek dan lebih penting lagi dapat menjadi wakil populasi yang akan digeneralisasikan.
3.         Populasi dan sampel
Penentuan subjek penelitian dapat dilakukan dengan cara populasi atau sampel. Cara populasi dilakukan apabila pengambilan subjek penelitian meliputi keseluruhan populasi yang ada. Sementara itu, cara sampel adalah pengambilan subjek penelitian dengan cara menggunakan sebagian dari populasi yang ada.
Penelitian kulitatif, biasanya tidak pernah menggunakan sampel (cuplikan) sebagai subjek penelitiannya karena dalam penelitian kualitatif, jumlah subjek yang menjadi informannya biasanya relatif lebih sedikit dibangdingkan dengan penelitian kuantitatif. Meski demikian, untuk menetukan informan ini, si penelliti kualitatif harus memiliki kriteria terrtentu yang dapat memperkuat alasan pemilihan seseorang untuk menjadi subjek penelitiannya. Inilah mengapa dalam penelitian kualitatif kerap mempergunakan tteknik purposive sebagai cara untuk menentukan subjek penelitiannya.
B.       Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilewati oleh peneliti dalam pelaksanaan penelitian, bisa juga disebut sebagai persyaratan pelaksanaan penelitian. Adapun prosedur umum yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut.
1.         Perencanaan.
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penelitian itu. Hal ini harus dimulai dengan memberikan perhatian khusus terhadap konsep dan hipotesis yang akan mengarahkan peneliti yang bersangkutan dan penelaahan kembali terhadap literature termasuk peneliti yang pernah dilakukan orang sebelumnya yang berhubungan dengan judul dan masalah penelitian yang bersangkutan. Tahap ini merupakan tahap penyusunan “term of reference” (TOR).
2.         Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian.
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Disini disajikan lagi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode atau prosedur analisis dan pengumpulan data. Tahap ini meliputi pula penentuan macam data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pokok penelitian. Tahap ini merupakan tahap penyusunan usulan proyek penelitian.
3.         Pengambilan contoh (sampling)
Ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur / bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu. Dalam tahap ini penelitian harus secara teliti membuat definisi atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji. Rencana pengambilan contoh itu terdiri dari prosedur pemilihan unsure-unsur populasi dan prosedur menjadikan atau mengubah data dari hasil sampel untuk memperkirakan sifat-sifat seluruh populasi. Tantangan yang harus dihadapi dalam penyusunan rencana pengambilan contoh ini adalah bagaimana kita dapat mengikuti sedemikian rupa prosedur yang kita miliki dengan keadaan setempat dan dengan sumber daya yang tersedia sementara tetap mempertahankan kebaikan atau keuntungan dari sampel survey.
4.         Penyusunan daftar pertanyaan
Ini merupakan proses penterjemah tujuan-tujuan studi ke dalam pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. Sebenarnya ini merupakan proses coba-coba (trial and error) yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan macam pertanyaan serta urutan dari masing-masing pertanyaan. Tidak ketinggalan pula adalah upaya bagaimana agar orang-orang yang diwawancarai (responden) dengan senang hati mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan tetap senang dalam memberikan jawaban.
5.         Kerja lapangan
Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan wawancara. Ini dapat meliputi pula berbagai tugas yang berhubungan dengan pemilihan lokasi sampel dan pretesting daftar pertanyaan. Kerja lapangan ini tidak akan diperlukan bila kita menggunakan cara wawancara lewat telepon atau surat.
6.         Editing dan coding
Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam pertanyaan kedalam berbagai kelompok jawaban yang dapat disusun dalam angka dan ditabulasi. Editing biasanya dikerjakan sebelum coding dapat sesederhana mungkin. Editing juga meneliti lagi daftar pertanyaan yang telah diisi apakah yang ditulis disitu benar atau sudah sesuai dengan yang dimaksud.
7.         Analisis dan laporan
Ini meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu proses penelitian. Suatu hasil penelitian yang tidak dilaporkan tetapi dengan cara yang kurang baik tidak akan ada gunanya. Tugas yang dikerjakan pada tahap ini ialah penyajian table-tabel dalam bentuk frekuensi distribusi, tabulasi atau dapat pula berupa daftar yang memerlukan metode statistik yang kompleks kemudian interpretasi dari penemuan-penemuan itu atas dasar teori yang telah kita ketahui.
C.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.
Berikut teknik pengumpulan data yang biasa dilakukan dalam penelitian.
1.         Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.         Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b.        Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
2.         Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a.         Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b.        Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3.         Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
4.         Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a.         Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi
b.        Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.


Sumber Putaka:
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.
Arikunto, S.. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Emzir, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar