Rabu, 14 Maret 2018

TUGAS 1 (KONSEP DASAR PENELITIAN)


TUGAS 1
(Rabu, 14 Maret 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
No. Hp.          : 082340493210         
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
KONSEP DASAR PENELITIAN
A.    Pengertian Penelitian Pendidikan
Penelitian (research) dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang sistematik untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut. Diartikan juga sebagai proses pemecahan masalah dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisasikan melalui metode ilmiah.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh pengetahuan (to discover knowledge) dan pemecahan masalah (problem solving) pendidikan melalui metode ilmiah, baik dalam pengumpulan maupun analisis datanya, serta membuat rumusan generalisasi berdasarkan penafsiran data tersebut.
Yang dimaksud dengan metode ilmiah di sini adalah metode yang menggunakan
prinsip-prinsip science, yaitu sistematis, empiris dan objektif. Untuk memecahkan masalah dapat juga dilakukan Pendekatan non-ilmiah, yaitu menggunakan cara-cara (a) dogmatis, berdasarkan kepercayaan atau keyakinan tertentu; (b) intuitif, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh secara tidak disadari atau tidak dipikirkan terlebh dahulu; (c) spekulatif, coba-coba, atau trial and error, cara terkaan, untung-untungan, yang temuannya bersifat kebetulan; dan (d) otoritas ilmiah, yaitu berdasarkan pendapat atau pemikiran logis para ahli dalam bidang tertentu.

B.     Rasionalisasi Perlunya Penelitian Pendidikan
Sekurang-kurangnya ada empat sebab yang melatarbelakangi mengapa penelitian itu perlu dilakukan, yaitu: (1) Kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan (2) Pemenuhan rasa ingin tahu; (3) Pemecahan masalah; dan (4) Pemenuhan pengembangan diri.
Pertama, penelitian didasarkan atas kesadaran keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan. Manusia tinggal di lingkungan masyarakat yang sangat luas. Dalam kehidupan yang sangat luas tersebut banyak hal yang kita tidak ketahui, tidak jelas, tidak paham sehingga menimbulkan kebingungan, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia yang sangat terbatas, dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Bahkan ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan terhadap sesuatu dalam kehidupannya, seringkali menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan rasa terancam. Kesadaran atas keterbatasan pengetahuan, pemahaman, dan atau kemampuan manusia dalam kehidupannya perlu diatasi agar manusia dapat menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat.
Kedua, penelitian dilakukan karena didorong oleh pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Manusia memiliki dorongan atau naluri ingin mengetahui tentang sesuatu di luar dirinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu, menimbulkan rasa ingin tahu baru yang lebih luas, lebih tinggi, lebih menyeluruh. Dorongan ingin tahu disalurkan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman. Contohnya, manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu, dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti, dan mungkin juga para pemimpin, dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif.
Ketiga, penelitian dilakukan untuk pemecahan masalah. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, dan bahkan kesulitan, baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, antara lain:
1.      Pemecahan masalah dilakukan secara tradisional atau mengikuti kebiasaan. Cara dan alat kerja tradisional yang merupakan kebiasaan, misalnya, cara masyarakat petani memotong padi menggunakan anai-anai yang secara turun temurun dijadikan sebagai alat potong padi.
2.      Pemecahan masalah secara dogmatis, baik menggunakan dogma agama, masyarakat, hukum, dan lain lain. Seperti pencuri dipotong tangannya, dan lain-lain.
3.      Pemecahan masalah secara intuitif yaitu berdasarkan bisikan hati, misalnya seorang ibu kebingungan anaknya terlambat pulang sekolah. Bisikan hatinya, mengecek anaknya dengan menelepon teman dekat anaknya.
4.      Pemecahan masalah secara emosional, umpamanya pintu terkunci dibuka dengan didobrak.
5.      Pemecahan masalah secara spekulatif atau trial and error, suara radio berhenti, lalu radionya dipukul-pukul dan ternyata bersuara lagi.
6.      Pemecahan masalah melalui penelitian. Pemecahan masalah dalam penelitian dilakukan secara objektif, sistematis, menggunakan metode dan mengikuti prosedur, serta berpegang pada prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah pengumpulan, pengolahan data, dan pembuktian secara ilmiah.
Keempat, pemenuhan pengembangan diri. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya. Manusia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan “kekayaan” dan fasilitas hidupnya. Keinginan manusia yang selalu ingin lebih baik itu, ada yang dicapai dalam waktu relatif singkat dengan ruang lingkup yang lebih sempit maupun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan ruang lingkup yang lebih luas dan komplek melalui penelitian.
Dengan demikian pencapaian yang diinginkan manusia melalui penelitian sangat tergantung ruang lingkup penelitian yang dirancang, baik yang dirancang dan dilaksanakan sendiri, maupun melibatkan banyak orang.

C.     Tujuan Penelitian Pendidikan
Apabila dikaitkan dengan output yang ingin dicapai, Penelitian bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, pemecahan masalah, atau rumusan teori-teori baru. Sedangkan apabila ditilik dari segi prosesnya, penelitian bertujuan untuk:
1.         Mencandra, mendeskripsikan, memberikan atau menggambarkan secara jelas dan cermat tentang data, atau fakta dari permasalahan yang diteliti.
2.         Menerangkan (eksplanasi) kondisi atau faktor-faktor yang mendasari, melatarbelakangi terjadinya masalah.
3.         Menyusun atau merumuskan teori-teori, hukum-hukum mengenai hubungan antara faktor yang satu dengan yang lainnya, atau peristiwa yang satu dengan peristiwa lainnya.
4.         Membuat prediksi, estimasi, dan proyeksi mengenai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi atau gejala-gejala yang bakal muncul.
5.         Mengendalikan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh.

D.    Fungsi Penelitian Pendidikan
1.      Fungsi penelitian berdasarkan jenis penelitian.
a.       Penelitian Dasar (Basic Research)/ Penelitian Murni/Penelitian Pokok
Tujuan penelitian dasar adalah:
1)        Menambah pengetahuan prinsip-prinsip dasar dan hukum-hukum ilmiah.
2)        Meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Nana Syaodih, 2005)
Dalam bidang pengetahuan sosial, termasuk hasil penelitian bidang pendidikan, ada dua kemungkinan terjadi, (1). dapat memperkuat, mengubah, atau menolak hasil temuan dari paradigma lama. (2). Hasil penelitian yang baru menghasilkan suatu yang memperkuat, membedakan, atau bertentangan dengan hasil penelitian yang lama. Syaodih (2005) menjelaskan bahwa penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Teori bisa didukung atau tidak didukung oleh pengalaman. Teori yang didukung oleh kenyataan-kenyataan empiris disebut hukum ilmiah (scientific law). Pengetahuan baru secara tidak langsung akan mempengaruhi pemikiran dan persepsi orang yang akibatnya bisa mempengaruhi atau tidak mempengaruhi perbuatan orang tersebut.
b.      Penelitian Terapan
Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Implikasi dari penelitian terapan dinyatakan dalam rumusan yang bersifat umum. Penelitian terapan bersifat abstrak dan umum dalam bidang tertentu, bukan pengetahuan yang bersifat universal. Dampak dari penelitian terapan terasa setelah periode waktu tertentu. Penelitian terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta mendorong pengembangan metodologi.
c.       Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan berbentuk program, proses, ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan, sumbangan dan kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Ada dua macam penelitian evaluatif yaitu penelitian tindakan (action research) dan penelitian kebijakan (policy research). Penelitian tindakan dilakukan oleh para pelaksana untuk memecahkan masalah yang dihadapi atau memperbaiki suatu pelaksanaan suatu kegiatan. Penelitian tindakan menekankan baik pada proses maupun hasil dari perubahan-perubahan strategi dan teknik yang digunakan.
Tabel Perbedaan antara Penelitian Dasar, Terapan dan Evaluatif
Penelitian Dasar
Penelitian Terapan
Penelitian Evaluatif
Bidang Penelitian
1. Penelitian bidang fisik, perilaku dan sosial
1. Bidang aplikasi: kedokteran, rekayasa, pendidikan
1.Pelaksanaan
berbagai program atau kegiatan berbagai tempat
Tujuan
1. Menguji teori, dalil, prinsip dasar
1. Menguji keguna-an teori dalam bidang tertentu
1.Menilai
Keberhasilan kegiatan secara
spesifik
2.Menentukan
hubungan empiris
antar fenomena dan
mengadakan generalisasi analitis
2.Menentukan
hubungan empiris
dan generalisasi analitis dalam
bidang tertentu
2. Menilai manfaat
kegiatan secara
spesifik
Tingkat Generalisasi
1. Abstrak, umum
1. Umum tetapi dalam
bidang tertentu
1.Konkrit, spesifik
dalam aspek
tertentu.
2.Diterapkan dalam
praktik aspek
tertentu
Penggunaan Hasil
1.Menambah pengetahuan ilmiah dari prinsip-prinsip dasar dan hukum tertentu.
1. Menambah pengetahuan
yang didasarkan
penelitian dalam bidang tertentu.
1. Menambah pengetahuan
Yang didasarkan penelitian secara
spesifik
2.Meningkatkan
metodologi dan
cara-cara pencarian
2. Meningkatkan
penelitian dan
metodologi dalam
bidang tertentu
2. Meningkatkan
penelitian dan
metodologi secara
spesifik



3.Membantu dalam
pembuatan
keputusan bidang
tertentu
Sumber: Reseach in Education (McMillan dan Schumacher, 2001:18)
2.      Fungsi penelitian berdasarkan tujuan
a.       Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena.. Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya, disebut penelitian perkembangan(developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal menunjuk pada penelitian-penelitian individu atau satuan lain, dimana pengukuran unit yang sama diulang diberbagai waktu sepanjang jalannya penelitian. Sedangkan penelitian cross sectional, misalnya kemampuan berbahasa pada masa atau tahapan perkembangan seseorang berdasarkan usia kronologis: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja dilakukan secara bersamaan.
b.      Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif (predictive research), untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi pada saat yang akan datang. Dengan melihat perkembangan selama jangka waktu tertentu, pada saat ini atau saat yang lalu dapat dilihat kecenderungannya pada masa yang akan datang.
c.       Penelitian Improftif
Penelitian improftif (improvetive research) ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. Untuk memperbaiki dan menyempurnakan pelaksana program atau kegiatan digunakan penelitian tindakan atau action research, sedang untuk memperbaiki, meningkatkan atau menghasilkan program yang standar atau model digunakan penelitian dan pengembangan atau research and development.
d.      Penelitian Eksplanatif
Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta yang menunjang yang ada, sampai pada pemberian pernyataan sementara yang disebut sebagai hipotesis penelitian.

E.     Proses Penelitian Pendidikan
Esensi kerja penelitian ilmiah adalah memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan berdasarkan data yang benar serta dapat dipertanggung jawabkan validitasnya. Kebenaran ilmu pengetahuan terungkap dalam analisis yang logis (diterima oleh akal sehat) dan objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya). Melalui proses penelitian yang prosedural, dengan langkah-langkah yang sistematis sejak penemuan masalah, perumusan yang jelas, metodologi dan tehnik pengumpulan data yang tepat, pengolahan dan analisis data yang cermat, terwujudlah sebuah laporan hasil penelitian yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kajian ilmiah, dalam bentuk Penelitian Pustaka (Library Research) atau Penelitian Lapangan (Field Research). Metodologinya bisa menggunakan penelitian kualitatif, yang menerapkan analisis logik dengan tehnik utama observasi. Bisa juga menggunakan metode penelitian kuantitatif yang menerapkan analisis statistik dengan prioritas tehnik angket.
Jenis masalah yang ditemukan akan mengantarkan seoran peneliti melakukan penelitian sesuai dengan sifatnya. Penelitian bisa bersifat deskriptif, ketika peneliti bermaksud menggambarkan suatu keadaan. Bisa juga bersifat korektif, ketika peneliti bermaksud menemukan hubungan antar variabel, bisa juga penelitian bersifat komparatif ketika peneliti bermaksud membandingkan suatu fenomena dengan fenomena lain, untuk ditemukan perbedaan dan persamaannya, kelebihan dan kekurangannya. Penelitian bisa bersifat verifikatif ketika peneliti bermaksud menguji suatu kebenaran peristiwa yang terjadi. Apapun jenis masalahnya, penelitian tetap harus melalui proses dan prosedur yang sistematis.
Proses penelitian dilakukan melalui prosedur yang jelas, dengan langkah-langkah yang sistematis: Mencari, menemukan dan menetapkan masalah sebagai fokus penelitian.
1.      Merumuskan masalah, dengan cara mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan penelitian yang bersifat spesifik (Specific Question), sebagai pedoman bagi peneliti untuk mencari jawabannya dilapangan penelitian.
2.      Menyusun kerangka konseptual (konseptualisasi pemikiran) sesuai permasalahan yang telah dirumuskan, untuk mengantarkan peneliti menggunakan konsep ilmu pengetahuan terkait, dalam memandang masalah yang sedang diteliti dan dicari pemecahannya.
3.      Menetapkan tujuan, maksud dan kegunaan penelitian. 
4.      Menentukan sumber data dan hipotesis jika diperlukan.
5.      Mengumpulkan data.
6.      Mengolah data.
7.      Menganalisis data.
8.      Menyimpulkan hasil penelitian.
9.      Menyusun laporan penelitian.
Proses dan prosedur penelitian ilmiah, menurut versi lain yang dikemukakan oleh Mc. Millan & Schumacher (2003) dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut :.
1.      Penelitian Masalah secara umum. Masalah akan menentukan bagian-bagian atau obyek yang akan diteliti.
2.      Peninjauan Masalah Literatur yang paling penting adalah hasil penelitian terdahulu serta teori yang relevan dengan permasalahan penelitian.
3.      Penemuan Masalah Khusus, Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis. Seorang peneliti akan dapat menentukan pendekatan kuantitatif atau kualitatif, bila ia telah menemukan batasan masalah yang akan diteliti dan merumuskannya dalam pertanyaan penelitian serta hipotesis. 
4.      Penentuan Rancangan Penelitian dan Metodologi. Peneliti akan menentukan rancangan dan metodologi penelitiannya berdasarkan data yang terkumpul, bagamana subyek penelitian dipilih dan bagaimana data akan diolah.
5.      Pengumpulan Data. Data dikumpulkan melalui cara dan alat yang disahkan melalui uji kesahihan dan keajegan.
6.      Analisis Data dan Penyajian Hasil. Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, dan kianalisis melalui perangkat statistik dan disajikan secara ringkas melalui tabel statistik atau diagram. Adapun penelitian dengan pendekatan kualitatif, dianalisis melalui ketentuan parameter tertentu dan disajikan berdasarkan hasil observasi dalam bentuk uraian, narasi logik.
7.      Penafsiran Temuan dan Pemberian Simpulan dapat disajikan dengan bahasa yang singkat (short), sederhana (simpel) dan berbobot (strong).

F.     Beberapa Keterbatasan Penelitian Pendidikan
Meskipun ruang lingkup penelitian pendidikan sangat luas, dalarn beberapa hal penelitian pendidikan mempunyai keterbatasan yang perlu disadari oleh peneliti. Beberapa keterbatasan tersebut merupakan konsekuensi dari kompleksitas masalah dan metodologi yang bersumber dari subjek penelitian pendidikan itu sendiri, yakni manusia.
Kompleksitas masalah pendidikan merupakan pembatas karena fenomena yang muncul dalam penelitian pendidikan merupakan dampak interaksi antarpelaku yang ada dalam dunia pendidikan itu sendiri (dalam hal ini adalah orang tua, siswa, guru, dan masyarakat). Penelitian terhadap individu pelaku tersebut akan tidak bermakna apabila mereka tidak dilihat dalam perspelctif konteks kehidupan nyata. Mereka merupakan para pelaku yang secara aktif merespons secara bebas (namun berbeda) terhadap stimuli yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, fenomena atau masalah yang muncul di permukaan dunia pendidikan sangat kompleks.
Penelitian pendidikan, dalam banyak hal, juga telah menunjukkan bahwa respons perilaku para pelaku terhadap stimuli di sekitarnya tidak selalu dapat diprediksi. Hal ini perlu disadari terutama oleh peneliti pendidikan pemula bahwa ketika meneliti objek kajian atau fenomena pendidikan yang tunggal pun is harus mempertimbangkan pengaruh dan interaksi yang simultan dari berbagai variabel yang beragam; kompleks, dan kadang bersifat ambigu. Artinya, peneliti perlu menyadari bahwa is tidak hanya berhubungan elemen manusia per se tapi dengan berbagai elernen situasional yang tak terhitung jumlahnya.
Keterbatasan kedua dalam penelitian pendidikan adalah metodologi yang digunakan. Fenomena yang dikaji dalam dunia" pendidikan melibatkan pengukuran karakteristik manusia yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah yang menggunakan keterampilan berpikir sebagai pokok kajian. Metode yang digunakan untuk pengukuran tersebut tidak mudah karena konsep yang diukur (misalnya intelegensi, prestasi, gaya kepemimpinan, kelompok interaktif) masih dapat diperdebatkan. Sebagai dampaknya, validitas dan kredibilitas alat ukur atau metode tersebut merupakan isu yang masih menonjol. Dalam penelitian pendidikan, suatu alat ukur atau instrumen sering kali dikatakan valid dan reliabel hanya pada saat instrumen tersebut dibuat. Karena keterbatasan metodologi ini, beberapa penelitian pendidikan bahkan kadang harus ditunda karena alat ukur yang valid masih belum tersedia.
Sumber Pustaka:
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar