LAPORAN PERKEMBANGAN KE-2 TUGAS AKHIR
Perkuliahan Ke-13
Nama : Muhammad Yusuf Alwi
NIM : E1B015031
No.
Hp. : 082340493210
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
KAJIAN
TEORI
1.
Tinjauan
Tentang Penilaian
a.
Pengertian
Penilaian
·
Pengertian menurut M. Ngalim Purwanto (2010: 3):
Evaluation is a systematic
process determining the extent to which instructional objectives are achieved
by pupils. Kalimat
tersebut menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu proses dalam mengumpulkan informasi
dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.
·
Pengertian menurut Zaenal Arifin (2009: 2): Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dan pertimbanagan tertentu.
·
Pengertian menurut Griffin dan Nix (dalam Mimin
Haryati 2009: 15): penilaian
adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang
karakteristik seseorang atau sesuatu.
·
Menurut Haryati (2009:15): Penilaian (assessment) merupakan
istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa
·
dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok
b.
Tujuan
Penilaian dalam Pembelajaran
·
Tujuan menurut Kuseri dan Suprananto (2012: 9): Penelusuran (keeping track), pengecekan (cheking-up),
pencarian (finding out), dan
penyimpulan (summing-up).
c.
Fungsi
Penilaian dalam Pembelajaran
·
Fungsi menurut M. Ngalim Purwanto (2010: 5-7): untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta
keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama
jangka waktu tertentu dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program
pengajaran.
d.
Prinsip
Penilaian dalam Pembelajaran
·
Prinsip menurut Kuseri dan Suprananto (2012:
8-9): (1)Proses penilaian harus
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian
terpisah dari proses pembelajaran (part of, not a part from instruction);
(2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem),
bukan dunia sekolah (school work-kind problems); (3) Penilaian harus
menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan (4) Penilaian harus bersifat
holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif,
dan sensori-motorik).
2.
Tinjauan
Tentang Penilaian Diri
·
Andrade & Valtcheva (2009) menjelaskan
penilaian diri sebagai suatu proses penilaian formatif dimana siswa melakukan
refleksi terhadap kualitas pekerjaan mereka sendiri, membandingkan kualitas
ketercapaian tersebut terhadap kriteria yang telah ditentukan, dan melakukan perbaikan
terhadap pembelajarannya sendiri. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Wilson
& Win Jan (1998: 2) bahwa penilaian diri adalah tindakan memonitor tingkat
pengetahuan sendiri, pembelajarannya, kemampuannya, pikirannya, tindakan dan
strategi yang dipergunakan.
·
Di Amerikan Serikat dan Kanada, teknik penilaian
yang sangat memiliki tujuan formatif adalah penilaian diri (Mistar, 2011).
Penilaian diri memberi kesempatan yang besar kepada siswa terlibat dalam
pembelajaran, membuat mereka lebih mengenali diri mereka sendiri, kompetensinya,
cara mereka berfikir, strategi-strategi yang mereka telah lakukan, dan selanjutnya
menentukan tujuan – tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan pembelajarannya
sehubungan dengan hasil refleksi dari pengenalan itu. Dengan demikian siswa dapat
memahami bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
3.
Tinjaun
Tentang Hasil Belajar Apektif
a.
Pengertian
·
Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup
prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen (1981)
sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal
dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah
kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal
perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut
merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan.
·
Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan
keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran
tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang
yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.
b.
Tingkat
Ranah Apektif
·
Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif
mempunyai komponen afektif. Dalam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada
komponen sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen afektif. Tingkatan ranah
afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending),
responding, valuing, organization, dan characterization.
4.
Tinjauan
Tentang Penilian Diri Bebrbasis Google
Form
·
Google
form atau yag disebut google formulir adalah alat yang berguna untuk
membantu anda merencanakan acara, mengirim survei, memberikan siswa atau orang lain
kuis, atau untuk mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisien (www.google.com/amp/idcloudhost.com).
·
Melalui google
form memungkinkan guru untuk membuat instrumen penilaian diri.
·
Dalam pengisian intrumen penilaian diri berbasis
google form membutuhkan koneksi
internet.
·
Manfaat google form (www.google.com/amp/idcloudhost.com),
yaitu distribusi dan tabulasi online dan real-time, real-time collaboration: 50
orang dapat bekerja dalam satu berkas dalam satu waktu, setiap perubahan
disimpan secara otomatis, aman: menyimpan berkas penting atau tugas sekolah
tidak takut hilang atau terkena virus.
5.
Tinjauan
Tentang Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
1.
Pengertian
·
Zaelani (2014) menjelaskan pengertian Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang ditumbuh kembangkan agar setiap
warga negara menjadi warga negara yang baik (to be good citizens), yakni
warga yang memiliki kecerdasan (civic intelligence) baik intelektual,
emosional, sosial, maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civic
responsibility), dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara (civic participation) agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
·
Sementara itu, Djahiri (dalam Zaelani 2014) menjelaskan bahwa
mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menusia beriman,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur serta memiliki
pengetahuan dan keterampilan.
·
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006:
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibanny untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
2.
Tujuan
·
Tujuan mata pelajaran PPKn berdasarkan Permendiknas No. 22
Tahun 2006 adalah sebagai berikut: a) Berpikir secara kritis, rasional dan
kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; b) Berpartisipasi aktif, bertanggung jawab dan
bertindak scara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya; dan d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam
percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
·
Sementara itu, Djahiri (dalam Zaelani 2014) menyatakan tujuan
mata pelajaran PPKN adalah: a) Secara umum tujuan PKn harus mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan
Nasional yaitu: Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu menusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan
jasmani dan rohani kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan; dan b) Secara
khusus PKn bertujuan untuk: membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu prilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama,
prilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang
mendukung persatuan bangsa dan masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan
beraneka ragam kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat kepentingan dapat diatasi melalui
musyawarah mufakat serta prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan upaya
untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B.
KERANGKA
BERPIKIR
Skema kerangka berpikir
Dari skema di
atas, mejelaskan adakah pengarah teknik teknik penilain diri berbasis google form terhadap Hasil belajar
apektif mata pelajaran PPKn
C.
HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis
penelitian ini adalah ada pengaruh atas penggunaan teknik penilain diri
berbasis google form terhadap Hasil
belajar apektif mata pelajaran PPKn di kelas XI SMAN 4 Mataram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar