Jumat, 06 Juli 2018

LAPORAN PERKEMBANGAN KE-2 TUGAS AKHIR


LAPORAN PERKEMBANGAN KE-2 TUGAS AKHIR
Perkuliahan Ke-13
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
No. Hp.          : 082340493210

BAB II
LANDASAN TEORI
A.      KAJIAN TEORI
1.      Tinjauan Tentang Penilaian
a.         Pengertian Penilaian
·         Pengertian menurut M. Ngalim Purwanto (2010: 3): Evaluation is a systematic process determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu proses dalam mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.
·         Pengertian menurut  Zaenal Arifin (2009: 2): Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbanagan tertentu.
·         Pengertian menurut Griffin dan Nix (dalam Mimin Haryati 2009: 15): penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan tentang karakteristik seseorang atau sesuatu.
·         Menurut Haryati (2009:15): Penilaian (assessment) merupakan istilah yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa
·         dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok
b.        Tujuan Penilaian dalam Pembelajaran
·         Tujuan menurut Kuseri dan Suprananto (2012: 9): Penelusuran (keeping track), pengecekan (cheking-up), pencarian (finding out), dan penyimpulan (summing-up).
c.         Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran
·         Fungsi menurut M. Ngalim Purwanto (2010: 5-7): untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
d.        Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran
·         Prinsip menurut Kuseri dan Suprananto (2012: 8-9): (1)Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (part of, not a part from instruction); (2) Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problem), bukan dunia sekolah (school work-kind problems); (3) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode, dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan (4) Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik).
2.      Tinjauan Tentang Penilaian Diri
·         Andrade & Valtcheva (2009) menjelaskan penilaian diri sebagai suatu proses penilaian formatif dimana siswa melakukan refleksi terhadap kualitas pekerjaan mereka sendiri, membandingkan kualitas ketercapaian tersebut terhadap kriteria yang telah ditentukan, dan melakukan perbaikan terhadap pembelajarannya sendiri. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Wilson & Win Jan (1998: 2) bahwa penilaian diri adalah tindakan memonitor tingkat pengetahuan sendiri, pembelajarannya, kemampuannya, pikirannya, tindakan dan strategi yang dipergunakan.
·         Di Amerikan Serikat dan Kanada, teknik penilaian yang sangat memiliki tujuan formatif adalah penilaian diri (Mistar, 2011). Penilaian diri memberi kesempatan yang besar kepada siswa terlibat dalam pembelajaran, membuat mereka lebih mengenali diri mereka sendiri, kompetensinya, cara mereka berfikir, strategi-strategi yang mereka telah lakukan, dan selanjutnya menentukan tujuan – tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan pembelajarannya sehubungan dengan hasil refleksi dari pengenalan itu. Dengan demikian siswa dapat memahami bahwa membuat kesalahan adalah bagian dari proses belajar.
3.        Tinjaun Tentang Hasil Belajar Apektif
a.      Pengertian
·         Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen (1981) sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan.
·         Menurut Popham (1995), ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
b.      Tingkat Ranah Apektif
·         Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Dalam pembelajaran sains, misalnya, di dalamnya ada komponen sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen afektif. Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu: receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization.
4.        Tinjauan Tentang Penilian Diri Bebrbasis Google Form
·         Google form atau yag disebut google formulir adalah alat yang berguna untuk membantu anda merencanakan acara, mengirim survei, memberikan siswa atau orang lain kuis, atau untuk mengumpulkan informasi yang mudah dengan cara yang efisien (www.google.com/amp/idcloudhost.com).
·         Melalui google form memungkinkan guru untuk membuat instrumen penilaian diri.
·         Dalam pengisian intrumen penilaian diri berbasis google form membutuhkan koneksi internet.
·         Manfaat google form (www.google.com/amp/idcloudhost.com), yaitu distribusi dan tabulasi online dan real-time, real-time collaboration: 50 orang dapat bekerja dalam satu berkas dalam satu waktu, setiap perubahan disimpan secara otomatis, aman: menyimpan berkas penting atau tugas sekolah tidak takut hilang atau terkena virus.
5.        Tinjauan Tentang Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
1.      Pengertian
·         Zaelani (2014) menjelaskan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang ditumbuh kembangkan agar setiap warga negara menjadi warga negara yang baik (to be good citizens), yakni warga yang memiliki kecerdasan (civic intelligence) baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civic responsibility), dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (civic participation) agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
·         Sementara itu, Djahiri (dalam Zaelani 2014) menjelaskan bahwa mata pelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur serta memiliki pengetahuan dan keterampilan.
·         Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006: Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanny untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
2.      Tujuan
·         Tujuan mata pelajaran PPKn berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: a) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; b) Berpartisipasi aktif, bertanggung jawab dan bertindak scara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
·         Sementara itu, Djahiri (dalam Zaelani 2014) menyatakan tujuan mata pelajaran PPKN adalah: a) Secara umum tujuan PKn harus mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional yaitu: Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan;  dan b) Secara khusus PKn bertujuan untuk: membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, prilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dan masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat kepentingan dapat diatasi melalui musyawarah mufakat serta prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B.       KERANGKA BERPIKIR

Skema kerangka berpikir
 

Dari skema di atas, mejelaskan adakah pengarah teknik teknik penilain diri berbasis google form terhadap Hasil belajar apektif mata pelajaran PPKn

C.      HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh atas penggunaan teknik penilain diri berbasis google form terhadap Hasil belajar apektif mata pelajaran PPKn di kelas XI SMAN 4 Mataram.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar