Sabtu, 31 Maret 2018

TUGAS 3 JENIS-JENIS KARYA ILMIAH


TUGAS 3
(Jum’at, 30 Maret 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
No. Hp.          : 082340493210
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com

JENIS-JENIS KARYA ILMIAH
A.    Pengumpulan Informasi dan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penulisan, seorang biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.
Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan sebagai berikut:
a.         Menurut cara memperolehnya:
1)      Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
2)      Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian.
b.         Menurut sumbernya
1)      Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam sebuah organisasi.
2)      Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan di luar sebuah organisasi.
c.         Menurut sifatnya
1)      Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti.
2)      Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka.
d.        Menurut waktu pengumpulannya
1)      Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu tertentu.
2)      Data berkala/ time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
Dalam penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.
Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:
1.         Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a.         Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b.        Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
2.        Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:
a.              Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b.             Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3.        Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
4.        Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a.         Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi.
b.        Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.
B.     Pemilihan Topik Utama
1.        Menarik Perhatian Penulis
Saat kamu ingin menulis sebuah karangan ilmiah tentunya kamu harus memilik topik yang menarik perhatian kamu agar kamu semangat dalam meneliti lebih dalam dan mengerjakannya dengan sukarela. Topik yang menarik juga akan membuat kamu tertantangan untuk menyelesaikannya segera untuk mendapatkan hasil yang sangat kamu ingin ketahui.
2.        Mengetahui Prinsip-Prinsip Dasar
Penulis harus mengetahui prinsip-prinsip dasar untuk menulis karangan ilmiah seperti format penulisan, EYD(Ejaan Yang Disempurnakan), bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lainnya. Bahasa yang digunakan juga harus baku, dimana tidak mudah berubah, menunjukkan penalaran dan pemikiran logis, teratur, masuk akal dan memiliki konsep yang sama antar penulis dan pembaca.
3.        Penulis Pemula, Hindari Topik Yang Terlalu Baru, Terlalu Teknis, dan Terlalu Kontroversial
Jika anda merupakan penulis pemula maka hindari topik yang baru diteliti dan yang belum banyak diteliti karena akan susah mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. Topik yang terlalu teknis akan menyusahkan kamu karena kamu sebagai penulis pemula belum terlalu berpengalaman dan Topik terlalu kontroversial akan membuat kamu susah menpertahankan pendapat dan informasi yang didapat juga akan terpecah-pecah karena terdapat perdebatan antar kedua pihak yang tidak kunjung berakhir. Penulis pemula disarankan untuk mencari topik umum dan dikembangkan lebih mendalam dan lebih menarik.
4.        Lingkup Pembahasan Topik
a.         Waktu
Lingkup pembahasan topik harus diselesuaikan dengan waktu yang tersedia bagi penulis untuk menyelesaikan karangan ilmiah, jika penulis hanya memiliki waktu singkat maka sebaiknya memilih topik yang tidak terlalu rumit dan mudah mendapatkan data dan informasi.
b.      Data, Fakta dan Referensi
Lingkup pembahasan topik harus diselesuaikan dengan data, fakta dan referensi yang dapat didapatkan penulis. Bagi penulis pemula hindari topik yang datanya susah dikumpulkan dan dicari, jika referensi penulis sempit dan tidak banyak maka hindari topik yang sulit mencari referensi sebagai pendukung karangan ilmiah.
C.    Perumusan Judul Karya Ilmiah
1.        Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan tema judul. Misalnya dalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian dan lain lain.
2.        Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.
3.        Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan apa  yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya, kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.
4.        Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun semua bagian tumbuhan itu.
5.        Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti dengan bagian yang diteliti.  Seperti cahaya matahari, air, pembangunan nasional dan lain-lain.
6.        Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti, bagian yang diteliti dan medianya.
Contoh cara menggabungkannya sehingga menjadi kalimat yang bagus :
Tema                            : Pertanian
Objek                           : Kacang hijau
Apa yang diteliti          : Pengaruh
Bagian yang diteliti      : Seluruh bagian tanaman
Media                            : Cahaya matahari
Maka penggabungan judulnya menjadi:
"Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau"
Perhatian: Penulisan Judul karya ilmiah menggunakan Huruf kapital disetiap awal kata, kecuali kata penghubung dan kata depan.
Dari beberapa sumber yang saya dapat ini beberapa contoh-contoh judul karya ilmiah:
a.         Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau.
b.        Kualitas Manusia Terhadap Pembangunan Nasional.
c.         Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Bahan Pembuatan Siomay
d.        Manfaat Mangrove Sebagai Pelestarian Lingkungan hidup Dan Objek Pariwisata
e.         Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekstensi Kebudayaan Daerah
f.         Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
g.        Dampak Globalisasi Pada Pendidikan
h.        Perubahan-Perubahan Fisik Pada Tanaman Umbi Lapis
i.          Permentasi Urine Sapi (Bisol benasus L) Sebagai Pupuk Cair Untuk Meningkatkan Produksi  Pertanian.
j.          Pendayaan Asam Jawa (Tamarindus indica L) Dalam Meningkatkan Kualitas Minyak Kelapa.
Judul Karya ilmiah sangat menentukan dari isi penelitian tersebut. Jadi usahakanlah Sang Peneliti membuat judul karya ilmiah sebaik mungkin.  Semangat juga sangat penting, agar penelitiannya terlaksana dengan baik.


Sumber Pustaka
http://vionadewiayunitami.blogspot.co.id/2013/06/cara-membuat-judul-karya-ilmiah-ilmiah.html

TUGAS 3 PENELITIAN KUALITATIF


TUGAS 3
(Rabu, 28 Maret 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
No. Hp.          : 082340493210         
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com

PENELITIAN KUALITATIF
A.    Pengertian
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Kriyantono menyatakan bahwa “riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.”. Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini. Bebeda dengan kuanitatif, objek dalam penelitian kualitatif umumnya berjumlah terbatas. Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang sedang diteliti. Untuk itu hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Selain itu, hasil penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Secara umum, penelitian kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini, peneliti akan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail. Peneliti tidak dapat meriset kondisi sosial yang dioservasi, karena seluruh realitas yang terjadi merupakan kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari penelitian kualitatif juga dapat memunculkan teori atau konsep baru apabila hasil penelitiannya bertentangan dengan teori dan konsep yang sebelumnya dijadikan sebagai kajian dalam penelitian.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Peserta diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan pewawancara atau moderator group periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas hasil temuan dari penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari pewawancara atau moderator group.
Jenis penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan dan pandangan tentang komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering metode pilihan dalam kasus di mana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan.
B.     Jenis
1.        Fenomenologi
Jenis Metode Penelitian Kualitatif yang pertama adalah fenomenologi. Kata fenomenologi Berasal kata dari bahasa Yunani, phainomenon yang berarti penampakan diri dan logos yang berarti akal, studi fenomenologi merupakan penelitian yang mengkhususkan pada fenomena dan realitas yang tampak untuk mengkaji penjelasan di dalamnya. Fenomenologi sendiri memiliki dua makna yaitu sebagai filsafat sains dan juga metode penelitian, yang bertujuan mencari arti atau makna dari pengalaman yang ada dalam kehidupan.
Fenomenologi akan menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dan esensial dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami oleh objek penelitian.
Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus fenomena yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku objek. Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap fenomena terkait. Penggalian data ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek atau informan dalam penelitian, juga dengan melakukan observasi langsung mengenai bagaimana objek peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lai
2.        Etnografi
Berangkat dari dasar ilmu antropologi atau kajian budaya, etnografi merupakan metode penelitian yang melihat kajian bahasa dalam perilaku sosial dan komunikasi masyarakat dan bagaimana bahasa tersebut diterapkan berdasarkan konsep budaya yang terkait. Kajian etnografi memiliki dua dasar konsep yang menjadi landasan penelitian, yaitu aspek budaya (antropologi) dan bahasa (linguistik), dimana bahasa dipandang sebagai sistem penting yang berada dalam budaya masyarakat.
Metode penelitian etnografi memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia dalam budaya serta digunakan untuk berkomunikasi individu di dalamnya, serta melihat bagaimana bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Selain itu, metode etnografi juga menginterpretasikan kelompok sosial, sistem yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya digunakan untuk berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu dalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup, dan lain sebagainya.
3.        Studi Kasus
Sesuai dengan namanya, metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada dalam masyarakat yang dilakukan secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang ada pada keadaan atau kondisi tertentu.
Karena khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu, penelitian studi kasus bukanlah dilakukan untuk menarik kesimpulan terhadap fenomena dari suatu populasi atau kumpulan tertentu melainkan khusus untuk kejadian atau fenomena yang diteliti saja.
Meski mencakup satu kesatuan sistem, penelitian studi kasus tidak harus meneliti satu orang atau idnividu saja, namun bisa dengan beberapa orang atau objek yang memiliki satu kesatuan fokus fenomena yang akan diteliti. Untuk mendapatkan data yang mendalam, penelitian studi kasus menggunakan teknik wawancara, observasi, sekaligus studi dokumenter yang kemudian akan dianalisis menjadi suatu teori. Studi kasus akan memahami, menelaah, dan kemudian menafsirkan makna yang didapat dari fenomena yang diteliti tersebut.
4.        Metode Historis
Penelitian selanjutnya adalah metode historis, yaitu penelitian yang memiliki fokus penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan melakukan rekonstruksi masa lalu denga sumber data atau saksi sejarah yang masih ada hingga saat ini. Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan sejarah, artifak, laporan verbal, maupun saksi hidup yang dapat dipertanggungjawabkan kebenaran persaksiannya. Karena mengkaji peristiwa yang sudah berlalu, ciri khas dari penelitian historis adalah waktu; dimana fenomena dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan pergeseran waktu.
Ciri lain dari metode historis adalah kajian penelitian lebih banyak bergantung pada data observasi orang lain yang sudah terlebih dahulu melakukan penelitian, bukan hanya data observasi milik peneliti itu sendiri. Selain itu, sumber data yang digunakan haruslah bersifat objektif, sistematis, akurat, serta otentik yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta berasal dari sumber yang tepat. Karena metode historis memiliki konse dasar waktu, perlu diperhatikan dengan lebih teliti mengenai urutan peristiwa dan waktu-waktunya dengan detail dan jelas.
5.        Metode Teori Dasar (Grounded Theory)
Jenis Metode Penelitian Kualitatif lainnya ada Metode Teori Dasar. Metode teori dasar merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan kaidah dasar yang ada lalu dibuat kesimpulan dasar yang membentuk prinsip dasar dari suatu teori. Dalam melakukan metode ini, peneliti perlu memilah mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti dan mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Pengumpulan data metode teori dasar ini dilakukan dengan studi lapangan, observasi, pembandingan antara kategori, fenomena, dan situasi berdasarkan berbagai penilaian, seperti kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya bersifat jenuh.
C.    Sistematika
1.        BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi tentang gambaran umum untuk memberikan wawasan tentang arah penelitian yang dilakukan. Dengan membaca pendahuluan ini, pembaca dapat mengetahui konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.
a.         Konteks Penelitian
Konteks penelitian diawali dengan ungkapan kegalauan peneliti terhadap fenomena sosial atau peristiwa yang diteliti, ungkapan pernyataan permasalahan, pernyataan pentingnya penelitian dan dapat juga ungkapan hasil-hasil penelitian yang relevan. Selain itu peneliti juga harus mengemukakan kata-kata kunci penelitian yang berupa konsep-konsep yang hendak diteliti sejalan dengan trori-teori yang relevan, dan didukung oleh bukti-bukti empiris (hasil penelitian terdahulu yang relevan).
b.        Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada hakikatnya merupakan istilah lain dari rumusan masalah. Fokus penelitian pada subbab ini berupa pertanyaan yang memerlukan jawaban melalui suatu aktivitas penelitian. Fokus penelitian menggunakan kata tanya misalnya bagaimana, mengapa, upaya apa, dan lain sebagainya, sehingga pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan pola-pola narasi atau deskripsi. Fokus penelitian diajukan setelah dilakukan observasi dan studi pendahuluan di lapangan. Apabila fokus penelitian dalam penelitian terlalu luas maka peneliti diperbolehkan menggunakan batasan masalah.
c.         Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian, sesuai dengan fokus penelitian yang telah dirumuskan sehingga dapat memberikan deskripsi dengan jelas, detai dan mendalam mengenai proses dan hasil penelitian yang ingin dicapai.
d.        Manfaat Penelitian
Bagian ini perlu diungkapkan manfaat penelitian secara teoritis dan atau praktis, dengan cara menjabarkan kepada piha yang memungkingkan memanfaatkan hasil penelitian.
2.        BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini memaparkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan fokus penelitian. Pada bagian ini peneliti juga perlu mencantumkan kerangka berpikir terjadinya fenomena yang akan diteliti. Kajian pustaka digunakan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selain itu kajian pustaka juga bermanfaan untuk memberikan gambaran umum atau bahan penjelas tentang konteks penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
3.        BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini pada dasarnya mengungkapkan sejumlah cara yang memuat uraian tentang metose dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut rancangan metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang menyangkut rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, tahapan penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
a.         Rancangan Penelitian
Bagian ini menjelaskan pendekatan penelitian kualitatif dari alasan-alasan singkat mengapa pendekatan tersebut digunakan. Selain itu, dikemukakan orientasi teoritis, yaitu landasan berpikir untuk memahami makna suatu gejala. misalnya fenomologis, interasi simbolik, kebudayaan, etnometodologis, atau kritik seni. Peneliti perlu menemukakan rancangan penelitian yang digunakan baik etnografis, studi kasus, grounded theory< interaktif, ekologis, atau partisipatoris.
b.        Kehadiran Peneliti
Bagian ini perlu disebutka bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti ini harus dijelaskan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran penelitia sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh.
c.         Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan fokus penelitian yang dipilih. Pemilihan lokasi ini, diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru atau sesuai dengan fenomena sosial atau peristiwa dalam penelitian. Jadi mengmukakan lokasi penelitian adalah menyebutkan tempat penelitian misalnya desa, komunitas atau lembaga tertentu dan menjelaskan alasan dipilihnya lokasi tersebut.
d.        Tahapan Penelitian
Bagian ini menguraikan proses aktivitas pelaksanaan penelitian, mulai dari studi pendahuluan, pengembagan rancangan, pelaksanaan penelitian, hingga penulisan laporan.
e.         Data dan Sumber Data
Bagian ini menjelaskan tentang data apa saja yang dikumpulkan, jenis data, siapa yang dijadikan sumber data penelitian, dan karakteistik sumber data penelitian yang dimaksud.
f.         Teknik Pengumpulan Data
Uraian mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kuallitatif antara lain meliputi: tes, wawancara, angket, observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan teknik lainnya. Teknik yang akan digunakan tergantung kebutuhan dan kesesuaian jenis data penelitian. Setiap penggunaan teknik pengumpulan data harus disertai dengan istrumen, disampaikan pula alasan penggunaan teknik dan tahapan pengumpulan data.
g.        Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menjelaskan tentang teknik atau cara yang digunakan untuk melakukan analisis data yang telah terkumpul, serta penjelasan mengenai alasan/dasar penggunaan teknik analisis. Penggunaan teknik analisis data harus diselaraskan dengan pendekatan penelitian yang digunakan, jenis data serta karakteristik data yang telah dikumpulkan.
h.        Pemeriksaan Keabsahan Temuan
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha penelitia untuk memperoleh keabsahan temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah (dapat dipertanggungjawabkan), maka perlu diteliti kredibilitas temuan data di lapangan. Pengecekan keabsahan temuan dapat dilakukan antara lain dengan:
1)        Ketekunan pengamat (menggunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi partisipasi).
2)        Triangulasi (di antaranya triangulasi sumber, metode, dan teori).
3)        Pembahasan teman sejawat.
Jenis atau bentuk pengecekan keabsahan temuan yang dilakukan oleh peneliti, disesuaikan dengan keragaman/hitergenitas data, serta hasil analisis data sementara. dengan demikian, tidak perlu semua jenis pengecekan keabsahan temuan disebutkan dalam bagian ini.
4.        BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a.         Deskripsi Lokasi Penelitian
Bagian ini mendeskripsikan tentang lokasi penelitian terutama yang berkenaan atau terkait dengan topik penelitian. Deskripsi ini bermaksud menginformasikan tentang lokasi penelitian secara umum, dan data atau peristiwa penting yang erat hubungannya dengan topik peneliti.
b.        Temuan Penelitian
Temuan penelitian merupakan deskripsi data yang langsung berkaitan dengan upaya menjawab fokus penelitian. Peneliti mengungkapkan data serinci mungkin terkaid fokus penelitian. Peneliti mendeskripsikan ungkapan-ungkapan informasi secara rinci menurut bahasa dan pandangan informan dengan mengutip kalimat langsung yang diucapkan oleh informan.
c.         Pembahasan
Bab ini memuat gagasan peneliti, keterkaitan atara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan terhadap teori yang ada dan temuan penelitian sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari temuan yang diungkap dari lapangan. Kesimpulan dari hasil temuan penelitian tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk tabel atau diagram.
5.        BAB V PENUTUP
Penutup memuat simpulan dan saran-saran atau rekomendasi untuk tindak lanjut penelitian.
a.         Simpulan
Simpulan merupakan jawaban dari fokus penelitian dalam bentuk temuan penelitian berupa konsep atau teori dan atau hubungan antar konsep serta kemungkinan pengembangannya di masa mendatang.
b.        Saran
Saran dibuat berdasarkan hasil temuan dan pertimbangan peneliti, ditujukan kepada para pihak yang memungkinkan memanfaatkan hasil penelitian. Saran merupakan suatu implikasi dari hasil penelitian dan diselaraskan dengan manfaat penelitian

Sumber Pustaka