Senin, 18 Juni 2018

TUGAS 9: PENULISAN TABEL, PENYAJIAN GAMBAR, GRAFIK, DAN SKEMA


TUGAS 9
(Jum’at, 19 Mei 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
No. Hp.          : 082340493210
PENULISAN TABEL, PENYAJIAN GAMBAR, GRAFIK, DAN SKEMA
A.    Tabel
1.        Pengertian Tabel
Tabel adalah daftar yang berisikan ikhtisar dari sejumlah data informasi yang umumnya berupa bilangan atau kata-kata yang secara bersistem tersusun, urut ke arah bawah dalam deret dan lajur tertentu dan terdapat garis pembatas sehingga bisa disimak dengan lebih mudah. Untuk memahami isi tabel sendiri bisa dilakukan lewat pemahaman pada fakta yang ada di dalam tabel. Tabel ini terdiri dari kolom yang memanjang ke arah kanan dan juga baris yang memanjang ke arah bawah. Kolom dan juga baris ini kemudian dihubungkan dengan isi tabel yang berupa data.
2.        Fungsi Tabel
Dalam penggunaannya, tabel ini memiliki beberapa fungsi yang diantaranya adalah memberikan kemudahan dalam membaca data karena tersusun dengan sistematis sehingga memahaminya juga akan lebih mudah. Kemudian tabel juga memiliki fungsi untuk mempermudah dalam mengetahui perubahan yang terjadi pada suatu hal baik menaik ataupun menurun. Selain itu, tabel juga berfungsi untuk memberikan rangkuman berupa angka secara tersusun.
CONTOH TABEL

B.     Gambar


C.    Grafik
1.        Pengertian Grafik
Grafik adalah suatu kombinasi angka, huruf, simbol, gambar, lambang, perkataandan lukisan yang disajikan dalam suatu media untu memberikan konsep ataupun ide dari pengirim pada sasaran dalam penyampaian maklumat.
2.        Tujuan Grafik
Tujuan pembuatan grafik yakni untuk menunjukkan perbandingan informasi yang kualitatif dengan cepat dan sederhana. Data-data dalam bentuk uraian deskriptif juga kompleks dapat disederhanakan dengan menggunakan grafik. Jadi apabila sebuah grafik sulit dibaca atau dipahami berarti akan kehilangan manfaat yang berharga.
3.        Fungsi Grafik
a.       Untuk menggambarkan data kuantitatif dengan teliti.
b.      Untuk menjelaskan perkembangan, perbandingan suatu obyek ataupun peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Grafik disusun berdasarkan pada prinsip matematika dengan menggunakan data yang komparatif.
4.        Jenis-Jenis Grafik
a.      Batang
Grafik batang atau histogram adalah jenis grafik yang digunakan untuk menekankan perbedaan tingkat nilai dan beberapa aspek. Grafik ini merupakan jenis grafik yang paling sederhana, grafik ini juga sangat mudah untuk dipahami, selain itu grafik ini juga hanya menggambarkan data dalam bentuk batang.

b.      Garis
Grafik garis adalah jenis grafik yang umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu perkembangan atau perubahan dari waktu ke waktu. Berikut contoh grafik garis:


c.       Lingkaran
Grafik lingkaran adalah jenis grafik yang merupakan penyajian dari data statistik dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran atau gambaran naik turunnya data berupa lingkaran untuk menggambarkan persentase dari nilai total atau nilai keseluruhan. Berikut contoh grafik lingkaran:


D.    Skema
Skema adalah suatu bentuk atau kerangka secara garis besar yang memuat umum tentang bagaimana suatu tujuan dapat dicapai. Skema tidak menjelaskan rencana secara terperinci dan skema biasanya tidak berbentuk terlalu formal.
CONTOH SKEMA




Sumber Pustaka
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-skema-dan-contohnya/


TUGAS 9: PENELITIAN EKDPERIMEN DAN LAPORAN PENELITIAN


TUGAS 9
(Rabu, 16 Mei 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
No. Hp.          : 082340493210
PENELITIAN EKDPERIMEN DAN LAPORAN PENELITIAN
A.      Penelitian Eksperimen
1.         Pengertian Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.
Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai “penelitian pura-pura” atau quasi experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan­-persyaratan seperti yang dikehendaki dapat terwujud.
Adapun persyaratan dikehendaki adalah sebagai berikut:
1.        Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogianya disingkirkan”, sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.
2.        Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.
3.        Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
4.        Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena ­Hawthorne effectl dan atau John Henry effect.
2.         Karakeristik
a.         Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
b.        Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
c.         Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
d.        Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
e.         Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
3.         Proses Penyusunan
a.       Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
b.      Mengidentifikasikan permasalahan
c.       Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.
d.      Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
e.       Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen)
f.       Mengumpulkan data hasil eksperimen
g.      Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
h.      Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
i.        Membuat laporan penelitian eksperimen.

B.       Laporan Penelitian
1.         Pengertian Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah tahap akhir proses penelitian dimana peneliti menuliskan dan menyampaikan hasil risetnya dalam bentuk karya ilmiah. Secara spesifik, laporan penelitian dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
a.              Laporan riset yang ditulis untuk lembaga atau instansi tertentu.
b.             Laporan riset yang ditulis untuk menuhi tugas sekolah atau kuliah seperti paper, skripsi, tesis, disertasi.
c.              Laporan riset yang ditulis untuk jurnal akademik.
d.             Laporan riset yang ditulis untuk media populer seperti koran dan majalah.
Berbagai bentuk laporan yang berbeda-beda tersebut menyiratkan pesan bahwa pengertian laporan riset selalu tersamar atau luas untuk dipahami. Kita baru bisa mendapatkan definisi laporan penelitian yang spesifik dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan semacam ”laporan penelitian yang ditulis untuk keperluan apa?”
Memang, semua laporan penelitian perlu memenuhi standar kaidah ilmiah. Laporan untuk media populer sekalipun harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh karena itu, kaidah ilmiah menjadi unsur yang diperlukan dalam setiap laporan.
2.         Skripsi
Skripsi dapat diartikan sebagai karya tulis yang disusun oleh seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan kurang lebih 135 sks dengan dibimbing oleh dosen Pembimbing utama dan dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratanuntuk mencapai gelar pendidikan S-1.
Ada beberapa pengertian lain dari skripsi:
a.         Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan atau studi kepustakaan yang disusun mahasiswa sesuai dengan bidangstudinya sebagai tugas akhir dalam studi formalnya di Perguruan Tinggi. Skripsi dalam dunia pendidikan berarti suatu hasil penyusunan tulisanilmiah yang telah dibuktikan kebenarannya berdasarkan data – data yang telahdikumpulkan dan tentunya data yang dikumpulkan diolah untuk kemudianmenjadi data yang valid sebagai bahan acuan buat membuktikan kebenaran suatutulisan tersebut.
b.        Skripsi adalah laporan tertulis hasil penelitian yang dilakukan olehmahasiswa dengan bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi untuk dipertahankan dihadapan Penguji Skripsi sebagai syarat untuk memperoleh derajat SarjanaSkripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan oleh seorang mahasiswa sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana. Berdasarkan definisi awam yang dirumuskan skripsi mengandungkomponen pengertian berikut : Karya tulis, Ilmiah, Hasil Penelitian, Dilakukanoleh mahasiswa, Berkualifikasi sarjana(Rahyono Fx, 2010:23).
c.         Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikansuatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yangmembahas suatu permasalahan / fenomena dalam bidang ilmu tertentu denganmenggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berdasarkan hasil penelitian lapangan dan atau studi kepustakaan yang disusunmahasiswa sesuai dengan bisang studinya sebagai tugas akhir dalam studiformalnya di Perguruan Tinggi.Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis mahasiswa program S-1 yangmembahas topik atau bidang tertentu berdasarkan hasil kajian pustaka yang ditelitioleh para ahli, hasil penelitian lapangan atau hasil pengembangan atau eksperimen(Munslich Mansnur, 2009: 4)
3.         Format Laporan Penelitian (Dalam Bentuk Skripsi)
Lembar Halaman Judul
Lembar Halaman Pengesahan
Lembar Halaman Kata Mutiara
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel (kalau ada)
Daftar Grafik (kalau ada)
Daftar Gambar (kalau ada)
Daftar Lampiran(Kalau ada)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Pokok Masalah
1.3.Batasan Masalah
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.Hipotesis
BAB II
LANDASAN TEORI
Beisikan Teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Waktu dan tempat penelitian
2.2.Jenis Data Yang Dikumpulkan
2.3.Metode Pengumpulan Data
2.4.Metode Pengolahan Data
2.5.Metode analisa
2.6.Metode Kesimpulan
2.7.Kerangka Pemecahan Masalah (Dalam Bentuk Flowchart)
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DESAIN SYSTEM
3.1.Pengumpulan Data
3.2.Pengolahan Data Atau Desain System
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB VI
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran


Sumber Pustaka
Kerlinger. 2006. Asas-asas Penelitian Behavioral Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
https://machdarhelmi.wordpress.com/2014/11/28/pengertian-skripsi-tesis-disertasi-karangan-ilmiah-populer-jurnal/

TUGAS 8: TATA CARA MERUJUK DAN CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN


TUGAS 8
(Jum’at, 11 Mei 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
No. Hp.          : 082340493210
TATA CARA MERUJUK DAN CARA MENULIS DAFTAR RUJUKAN
A.      Tata Cara Merujuk
1.         Kutipan Langsung
a.         Kutipan kurang dari 40 kata
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata, ditulis di antara tanda kutip (“...”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti dengan nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung. Contoh:
Suhartno (1995:124) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.
b.        Kutipan 40 kata atau lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih, ditulis secara terpisah dari teks yang mendahuluinya (tanpa tanda kutip), ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan jarak spasi tunggal. Nomor halaman juga ditulis. Contoh :
Smith (1990:276) menarik simpulan sebagai berikut.
The ‘placebo effect’ which had been verified in previous studies, disappeared when behaviors were studied in this manner. Futheremore, the behaviors were never exhibited again, even ehen real drugs were administared. Earlier studies were clearly premature in attributing the results to a placebo effect.
c.         Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik. Contoh :
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan 1995:278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik. Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim 1995:315).
2.         Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang ditulis secara tidak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitanya. Jika memungkinkan nomor halaman disebutkan. Contoh:
Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
Nama penulis disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin 1990:13).

B.       Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan  dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
Semua rujukan yang dicantumkan dalam daftar rujukan itu disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkannya. Baik ke bawah maupun ke kanan. Jika nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan itu tidak ada, menyusun Daftar Rujukan didasarkan pada judul pustaka acuan tersebut.
Unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut adalah (1) nama penulis, ditulis dengan nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul termasuk subjudul, (4) kota tempat penerbitan dan (5) nama penerbit.
1.         Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul buku ditulis dengan huruf miring (italic), dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata hubung atau kata tugas. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua. Contoh:
Robert, H.R. 1981. Food Safety. Canada: A Wiley-Intersience Publication.
Hasibuan, M.S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi. Cet. Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
2.         Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Penulisannya seperti menulis rujukan dari buku ditambah dengan tulisan (Ed.) baik untuk satu maupun lebih editor, di antara nama penulis dan tahun penerbitan. Contoh:
Aminudin (Ed.). 1990. Pengembangan Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang.
3.         Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel diapit tanda kutip (“...”) tanpa cetak miring (italic). Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) baik untuk satu editor maupun lebih. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf miring (italic), dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung. Contoh :
Hasan, M.Z. 1990. “Karateristik Penelitian Kualitatif” dalam Aminuddin (Ed.),Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra(hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang.
4.         Rujukan dari Kumpulan Karya Ilmiah atau Makalah
Cara menulisnya adalah dengan menulis nama pengarang karya ilmiah dan dituis di depan, diikuti dengan tahun penerbitan kumpulan karya ilmiah. Judul karya ilmiah ditulis tanpa cetak miring. Nama editor ditulis  seperti menulis nama pengarang buku, diberi keterangan (Ed.) bila hanya satu editor, dan (Eds.) bila lebih dari satu editor. Judul buku kumpulannya dicetak miring diikuti nomor halamannya. Contoh :
Dardjowodjojo, Soejono. (Ed.) 1988. PELLBA I: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atama Jaya Pertama. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.
5.         Rujukan Karya Ilmiah Jurnal
Cara menulis rujukan dari karya ilmiah dalam koran pada dasarnya sama dengan cara menulis rujukan karya ilmiah dalam jurnal. Bedanya dibelakang dilanjutkan dengan nomor yang didahului singkatan hlm. Contoh :
Hanafi, A. 1989. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”.Forum Penelitian, 1(1):33-47.
6.         Rujukan dari Koran tanpa nama pengarang
Cara menulis rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan tanpa lembaga adalah sebgai berikut: Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh :
Jawa Pos. 1995. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. IV.2.22 juni. Hlm.3.
7.         Rujukan dari Dokumen Pemerintah
Cara merujuk dari lembaga yang ditulis atas nama lembaga sebagai berikut. Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut. Contoh :
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.
8.         Rujukan Buku Terjemahan
Cara merujuk rujukan yang berupa skripsi, tesis, disertasi atau laporan penelitian pada prinsipnya sama, hanya perlu ditambah pernyataan skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian, diikuti nama universitas itu tidak menggunakan nama kota, misalnya Universitas Indonesia, Jakarta. Contoh :
Robins, R.H. 1995. Sejarah Singkat Linguistik. Edisi ke-3.Terjemahan Asril Marjohan. Bandung: Penerbit ITB.
9.         Rujukan Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian
Cara menulis rujukan berupa makalah yang disajikan dalam seminar, penataran, atau lokakarya ilmiah sama dengan lainnya, hanya perlu ditambah dengan pernyataan Makalah disajikan dalam ..., diikuti nama pertemuan, lembaga penyelenggara dan tempat penyelenggaraan. Contoh :
Pangaribuan, T. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pembelajaran Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi IKIP Malang.

Sumber Pustaka
Dwiloka, B. Dan Riana, R. 2015. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Doyin, M. Dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2010.

TUGAS 8: PENELITIAN DESKRIPTIF DAN PENELITIAN KORELASIONAL


TUGAS 8
(Rabu, 09 Mei 2018)
Nama             : Muhammad Yusuf Alwi
NIM               : E1B015031
E-mail            : yusufalwi24@gmail.com
No. Hp.          : 082340493210
PENELITIAN DESKRIPTIF DAN PENELITIAN KORELASIONAL
A.    Penelitian Deskriptif
1.      Pengertian
Menurut Hidayat (2010), penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut Punaji (2010) penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk  menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata.
Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa  Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, perubahan, karakteristik, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.
Jadu, penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian dalam meneliti setatus dari sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran, suatu set kondisi, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa saat ini. adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat gambaran, deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki.
2.      Ciri-Ciri
Metode Penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:
a.         Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
b.        Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
c.         Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.
d.        Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
e.         Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
Metode Penelitian deskriptif mempunyai keunikan sebagai berikut:
a.         Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
b.        Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan. 
c.         Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.
3.      Jenis-Jenis
Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis yaitu:
a.         Metode survei,
b.        Penelitian Studi kasus,
c.         Metode deskriptif  berkesinambungan (Continuity deskrptive),
d.        Penelitian perpustakaan dan documenter.
e.         Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
f.         Penelitian tindakan (action research),
4.      Langkah-Langkah
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif, maka langkah-langkah umum yang sering diikuti adalah sebagai berikut.
a.       Menentuan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
b.      Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
c.       Memberikan limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Termasuk didalamnya daerah geografis dimana penelitian akan dilakukan, batasan-batasan kronologis ukuran tentang dalam dangkal, serta seberapa utuh daerah penelitian tersebut akan dijangkau.
d.      Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian diturunan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan. Bagi ilmu sosial yang telah berkembang baik, maka kerangkan analisis dapat dijabarkan dalam bentuk-bentuk model matematika.
e.       Merumuskan hipotesis-hipotesis yang diuji, baik secara emplisit maupun secara implicit.
f.       Menulusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
g.      Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
h.      Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh serta refrensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
i.        Membuat tabulasi serta analisis statistic dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi penggunaan statistic sampai kepad batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-unit pengukuran  yang sepadan.
j.        Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

B.     Penelitian Korelasional
1.      Pengertian
Penelitian korelasi adalah merupakan suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan, ketika kita ingin mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Gay pengertian penelitian korelasional adalah merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefesien korelasi.
2.      Ciri-Ciri
a.       Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen,
b.      Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata, dan
c.       Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan. 
3.      Jenis-Jenis
a.       Penelitian Hubungan. Penelitian ini dilakukan dalam suatu usaha memperoleh pemahaman faktor-faktor atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks. Variabel yang diketahui tidak berhubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan selanjutnya. Dengan kata lain, peneliti mencoba mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya yang tidak akan bercampur dengan variabel bebas.
b.      Penelitian Prediksi. Apabila dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat digunakan untuk memprediksi skor pada variabel yang lain. Variabel yang menjadi dasar pembuatan prediksi diacu sebagai prediktor, dan variabel yang diprediksikan diacu sebagai kriteria. Studi prediksi sering dilakukan untuk memudahkan pengambilan kesimpulan mengenai individu atau membantu pemilihan individu. Studi prediksi juga dilakukan untuk menguji hipotesis teorietis menengenai variabel yang dipercaya menjadi prediktor suatu kriteria, dan untuk menentukan validitas prediktif instrumen pengukuran individual.

Sumber Pustaka      
Hadi, Amirul dan Haryono. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:Pustaka Setia.